Sebuah peristiwa yang unik membuat penulis bergairah
mengangkat judul ini sebagai judul dalam tugas pembuatan essay penulis. Pada
tanggal --- jam 6 pagi penulis berdialog dengan teman penulis sehabis nonton
sepak bola antara Real Madrid melawan Barcelona yang di menangkan Barcelona
dengan telak 4-0. Penulis sebagai pendukung Barca merasa senang dan sekaligus mengalahkan
teman penulis yang mendukung Real Madrid. Anehnya tak ada wajah kecewa
sedikitpun di wajah teman penulis tapi malah terlihat senang. Beginilah
kira-kira dialognya.
“kok kamu malah kelihatan seang tim kesayangan mu di bantai
Barca ?”
“Madrid memang
merupakan tim kesayangan saya tapi rasa cinta saya kepada Madrid tidak melebihi
rasa cinta saya kepada sepak bola. Ketika Barca bermain lebih bagus dari Madrid
ia layak menang berapun skor di buatnya.”
Jujur saat mendengar perketaan tersebut membuat penulis
tersentuh. Tidak banyak sporter sepak bola di indonesia seperti teman penulis.
Kebanyakan sporter di Indonesia Fanatisme berdarah radikal. Seperti kasus
baru-baru ini tanggal l9 Desember 2015
pertandingan antara Arema Cronus Vs Surabaya United penentuan lolos grup E
dalam Jendral Sudirman Cup. Sebelum pertandingan terjadi sebuah insiden yang
kembali menodai sepak bola di Indonesia dimana dua orang dari sporter Singo
Edan meninggal dunia karena di kroyok oleh Bonek. Hal ini merupakan budaya yang
sudah berakar yang harus di hapuskan. Tak lebih ini juga di karenakan
mentalitas dari sporter-sporter di Indonesia
yang masih salah. Menurut penulis penepatan cinta berlebihan kepada
sebuah Tim melebihi rasa cinta kepada sepak bola merupakan pemicu dari
konflik-konflik yang sering terjadi di pesepakbolaan indonesia.
Lihatlah bagaimana liga-liga terbaik di dunia seperti liga
ingris, mereka sangat menghormati sepak bola dan sangat mencintainya melebihi
dari tim yang ia didukung walau ada beberapa cacat tetapi itu lebih
sangat-sangat minim dari sepak bola Indonesia. Ketika rasa cinta di tepatkan
pada porsi yang benar maka akan timbul kedamaian. Begitupun sepak bola di
Indonesia ketika sporter mulai mencintai Sepak bola melebihi dari tim yang ia
dukung maka konflik-konflik yang merugikan dapat di redam. Sporter yang
mencintai sepak bola ia takkan merugikan, tidak akan menyakiti, tidak akan
menodai sepak bola yang ia cintakan. Bagaimanapun tim kesayangannya dikalahkan
oleh tim lain maka ia akan menghormatinya karena ia tidak ingin menodai sepak
bola yang ia cintai.
Sebelum lebih jauh lagi penulis terlebih dahulu menjelaskan
definisi Cinta dari kamus bahasa Indonesia. Cinta adalah…
Beberapa kasus yang jauh lebih besar dari pada kasus sepak
bola ia lah kasus koruptor di tanah nusantara. Peningkatan kasus-kasus korupsi
meningkat dari tahun ketahun. Survey pada tahun 2014 menyebutkan…Ini menandakan
bagaimana bobroknya mentalitas rakyat Indonesia. Dari segela penjuru negeri ini
tak lepas dari namanya penyakit “Korupsi”, baik itu dari kalangan beruang
bahkan dari kaum saku bolong (kurang mampu/miskin). Penjegahan telah banyak
dilakukan, tapi grafik koruptor terus menajak tiada halang. Ini sekali
membuktikan bahwa mentalitas rakyat ini semakin terpuruk kedasar lembah curam. Kata
bapak Kemerdekaan kita Ir Soekarno bahwa kita harus revolusi mental dari segala
kalangan. Itulah jawaban untuk menjawab semua pertanyaan bangsa ini. kita harus
berani jujur mengakui bahwa mental anak bangsa ini masih jauh dari pada baik.
Kegoan diri peribadi lebih di utamakan dari pada kemaslahatan bersama. Uang
adalah dewa. Bangga dengan budaya luar, dan banyak lagi lainnya yang harus
direvolusi. Kita lupa akan tanah lahir kita, yaitu ibu pertiwi. Negara ini akan
hancur apabila tidak mengenal dirinya. oleh sebab itu saudara-saudara setanah
air, berikanlah cinta mu kepada ibu pertiwi ini, jangan kegoisan mu membuat ibu
pertiwi terus menangis. Ketika kamu cinta kepadanya, maka kamu takkan
menyakitinya. Maka kamu akan berkorban untuknya.
Manusia juga di kenal sebagai makhluk yang senantiasa
mengejar kehormatan bagi dirinya. tak seorang pun yang sudi di rendahkan,
apalagi dihina. Tak seorang pun yang yang membiarkan dirinya diremehkan dan
tidak beharga oleh orang lain. Semua manusia memilki nafsu dan keinginan kuat
untuk dihargai, dihormatai, dan dimuliakan. Itulah sebabnya manusia akan
senantiasa berupaya meraih penghargaan, kehormatan, dan kemuliaan dalam segala
hal dan dalam setiap kemungkinan dan kesempatan yang ada. Apabila benteng
keadaban dan standar moralitas manusia telah hancur, maka nafsu untuk meraih
penghargaan, kehormatan dan kemuliaan itu akan mengundang dia menempuh dia
untuk menempuh segala jalan dan cara demi pemuasaan nafsunya itu, bahkan jalan
yang tak terpuji sekalipun
Penepatan cinta yang benar maka Indonesia ini akan jaya.
Ketika kamu beragama baik itu Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Yahudi letakkan
lah cintamu kepada Tuhannya kepada kitab-kitab yang telah di turunkannya,
kepada nabi-nabi yang diutusnya maka akan dunia ini akan damai dari konflik
agama. Tapi ketika rasa cinta ini diletakkan kepada kekuasaan, kepada harta,
maka perang takkan terhindarkan. Perang antar agama tak lebih karena umatnya
lebih cinta kepada mazhab ulamanya, kepada pendetanya, kepada rahibnya yang
dimana tujuannya tak lebih dari kekuasaan dan harta. Porsi cinta kepada
pandangan-pandangan ulama melebihi cinta kepada kitab yang di turunkan itulah
kesalahan besar. Kesalahan yang membuat dunia ini takkan kunjung damai, agama
menjadi sebuah hal yang paling sinsitif dibicarakan. Kenapa ?. karena mereka
lupa atau pura-pura lupa bahwa setiap agama membawa pesan kedamaian.
Pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW di datangkan oleh
seorang arab pagan yang berkuasa di arab, dan orang Arab pagan itu berkata
“Kami akan memberikan semua kekayaan di Arab, membuatmu menjadi orang terkaya
di Arab, kami membuatmu menjadi Raja kalau kau menginginkannya, tapi
satu-satunya yang kami inginkan darimu adalah kau harus berhenti menyebarkan
pesan bahwa tuhan itu satu.” Tapi beliau menolak. Dan ada beberapa contoh
lainnya dimana pada saat itu Arab Pagan menemui pamannya Abu Thalib, untuk
meminta Nabi Muhammad SAW berhenti berdakwah. Dan Rasullah menjawab perkataan
pamannya, “Bahkan jika mereka menaruh matahari ditangan kananku dan bulan
ditangan kiriku. Aku takkan menghentikan misiku. Aku tidak akan berhenti
menyampaikan pesan ini sampai hari aku meniggal atau apapun yang Allah
kehendaki.” . Sebuah cerita yang
mengambarkan bagaimana cinta seorang manusia kepada tuhannya melebihi cintanya
kepada apapun. Beliau menolak kekuasaan dan harta demi menegakkan Agama Allah.
Mengorbankan apapun demi kekasihnya tuhan semesta alam bahkan nyawa pun
taruhannya.
Ketika cinta telah di tempatkan kepada tempat yang benar,
maka seluruh alam akan mendapatkan kedamaian, kemakmuran dan keadilan, Dan
manusia takkan lagi tertipu dalam keseasatan.
No comments:
Post a Comment