Padang - Sekitar seribu orang warga mengamuk dan melempari kantor Kepolisian Resor Sijunjung, Sumatera Barat, Selasa, 26 Juli 2016. Mereka melempari kantor polisi dengan bebatuan hingga mengakibatkan beberapa bagian rusak.
"Ada sekitar 1.500 orang dari lima nagari yang menyerbu Polres," ujar warga yang ikut aksi itu, Hasbi Hanif, saat dihubungi.
Menurut Hasbi, kemarahan massa terjadi karena ada salah satu warga Nagari Muaro yang diduga ditendang anggota Polres saat razia Senin malam kemarin. Warga tersebut dikabarkan meninggal dunia.
Menurut dia, warga Nagari Muaro menuntut Polres Sijunjung bertanggung jawab atas peristiwa itu. Apalagi sebelumnya polisi sering
melakukan razia malam hari tanpa aturan yang jelas. "Ini puncaknya. Razia diduga menyebabkan warga meninggal dunia. Polres harus bertanggung jawab," ujarnya.
Warga dari lima nagari, yakni Nagari Muaro, Padang Laweh, Padang Laweh Selatan, dan Tanjung Ampalu, serempak menyerbu Polres Sijunjung. Mereka berkumpul di depan markas Polisi Sijunjung sekitar pukul 14.00 WIB.
Namun akhirnya warga mundur karena polisi melepaskan tembakan peringatan puluhan kali dan menyemprotkan gas air mata. Akibatnya, beberapa warga terluka. "Kami mundur dan berkumpul di beberapa titik. Kini warga menyerang pos-pos polisi di persimpangan," tuturnya.
Kepala Polres Sijunjung Ajun Komisaris Besar Dody belum bersedia menjelaskan peristiwa yang terjadi. "Nanti dulu, ya. Situasi masih belum (aman)," katanya kepada Tempo.
ANDRI EL FARUQI
Sumber : https://m.tempo.co
No comments:
Post a Comment